“Peace in Colombia will not be born from any guerilla demobilization, but from the abolition of the causes that give rise to the uprising”
(FARC Statement, “Colombia”, Lonely Planet)
Apa image anda tentang Colombia atau ketika mendengar kata ‘Colombia”? pastinya banyak yang akan menyebut Pablo Escobar ! kartel kokain di Medellin ! kartel kokain di Cali ! sebagian lagi akan menyebut Rene Higuita ! kiper nyentrik gondrong Colombia yang terkenal dengan ’scorpion kick’ -nya di laga Colombia vs England tahun 1995. Sebagian lagi akan menyebut nama Shakira, Diva pop Colombia keturunan Lebanon yang ngetop dengan ‘Waka-Waka’ nya di World Cup Afsel 2010 dan kini punya anak dari defender Barca, Gerard Pique.
Ya, image pertama tentang Colombia adalah kokain kemudian konflik yang terkait dengan kokain. Walau sejatinya konflik di Colombia tak hanya diakibatkan kokain. Ada yang terkait dengan politik negara, paramiliter yang dibentuk para tuan tanah (landlord), guerilla sayap kiri (leftist) dan sebagainya.
“Ada tiga tentara di Colombia. Tentara negara, paramiliter, dan guerilla,” ujar Martha, rekan Colombino kami. “Ketiganya bermasalah dan punya pendukung sendiri-sendiri,” tambahnya lagi. Saya jadi tercenung. Ingat di negeri sendiri yang punya hanya satu tentara, yaitu TNI, namun punya banyak polisi. Polisi resmi memang satu, yaitu POLRI, tapi banyak kelompok yang berperan layaknya polisi (swasta), macam para preman, debt collector, dan sebagainya.
Konflik di Colombia ini bisa disebut konflik protracted alias menahun. Konfliknya bersegi banyak dengan kepentingan yang bervariasi. Saking maraknya konflik, Colombia sering jadi sasaran miring film Hollywood, yang mengambil setting konflik Colombia di film-film laganya. Sebutlah film Clear and Present Danger ‘Harrison Ford” (1994), Collateral Damage “Arnold Schwarzenegger” (2002), XXX Vin Diesel (2002), Mr. & Mrs. Smith (2005), Delta Force 2 : Colombian Connection (1990), The Specialist ‘Sylvester Stallone” (1994) dan lain-lain. Rata- rata film H0llywood di atas mengambil setting sama. Perang antar drug cartel, paramiliter, guerilla, pembunuhan dan penculikan politisi, dan sejenisnya. Barangkali Colombia adalah negeri yang paling dilukiskan sebagai ‘miring’ oleh film-film Hollywood selain negeri-negeri di Timur Tengah dan Asia Selatan.
“Tentara swasta bisa hidup disini karena politisi-pun membutuhkan jasa mereka supaya bisa bertahan di panggung politik,” ujar Annette, rekan Colombia kami, dalam bahasa Inggris yang amat fasih. Guerilla sayap kiri eksis karena ingin menguasai panggung politik Colombia. Paramiliter sayap kanan eksis karena dibentuk oleh para tuan tanah (landlord) yang ingin memerangi guerilla. Drug cartels berada di antara keduanya dan juga terkadang mengambil benefit dari sisi pemerintah. Pemerintah Colombia merapat ke Cali Cartel (yang merupakan rival Medellin Cartel) dalam rangka menghancurkan Medellin Cartel yang dimulai dengan tewasnya ‘Godfather’ Pablo Escobar pada Desember 1993. Setelah itu gantian Cali Cartel yang diberantas pemerintah.
Sejarah konflik sudah berlangsung lama. Namun konflik di jaman modern ini bisa dibilang dimulai sejak awal tahun 1960-an. Ditandai dengan gempuran hebat terhadap gerakan komunis yang malah melahirkan kelompok guerilla sayap kiri FARC (Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia) alias Revolutionary Armed Forces of Colombia, kemudian rivalnya yang sama-sama guerilla sayap kiri yaitu ELN (Ejercito de Liberacion Nacional) alias National Liberation Army, dan M 19 (Movimiento 19 de Abril).
Kemunculan kelompok guerilla sayap kanan memicu kekhawatiran dari pemerintah dan para tuan tanah (landlord). Para landlord kaya ini kemudian membentuk tentara sendiri, paramiliter, antara lain bernama AUC (Autodefensas Unidas de Colombia) alias United Self-Defense Forces of Colombia. Paramiliter sayap kanan ini dibentuk dalam rangka menandingi guerilla sayap kiri. Kekuatan AUC mencapai hampir 10.000 tentara, yang berasal dari mantan atau desertir tentara.
Ketika pesona komunisme mulai meredup seiring dengan bubarnya Uni Sovyet dan negara-negara komunis di Eropa Timur, guerilla sayap kiri seperti FARC dan ELN berganti peran. Mereka mulai beralih ke bisnis ‘drug’ dan banyak melakukan penculikan (kidnapping) sebagai bagian dari fundraising. Pada saat bersamaan, paramiliter sayap kanan juga terus melakukan operasi-operasi ‘militer’ atas perintah dari landlords ataupun company yang merasa terancam dengan guerilla sayap kanan.
Dengan bantuan Amerika Serikat (melalui Plan Colombia tahun 2000, kerjasama kontroversial antara Bill Clinton dan Presiden Andres Pastrana), perang melawan guerilla sayap kiri dan paramiliter sayap kanan semakin digencarkan. Akhirnya pada tahun 2006 AUC menyerah (walau lahir kembali dalam bentuk lain dua tahun kemudian). Lalu kekuatan FARC semakin melemah. Apalagi pada tahun 2008 pemimpinnya, Raul Reyes, terbunuh. Sampai saat ini FARC masih eksis, kendati semakin tersudut tinggal di hutan-hutan dan pedalaman C0lombia.
Sama seperti para guerilla dan paramiliter, Tentara Colombia sendiri bukan tanpa dosa. Tentara Colombia dianggap bertanggungjawab atas tewasnya 3000-an rakyat Colombia pada masa pemerintahan Presiden Alvaro Uribe (2000 – 2010) , hanya karena mereka dianggap (false positive) sebagai compesinos (petani) simpatisan guerilla sayap kiri, sesuatu yang belum tentu terbukti.
Tak habis tinta menulis panjangnya dan rumitnya konflik di Colombia. Namun, tak adil juga kalau melihat Colombia hanya dari sisi film Harrison Ford ” Clear and Present Danger.” Di semua negara juga ada k0nflik, dengan magnitude dan skala konflik yang berbeda. Bagaimanapun saat ini Colombia merangkak maju. Ekonomi dan investasinya merangkak maju. Secara fisik, Colombia juga tampak modern dan mewakili citra sebagai ‘developed country.’ Maju terus Colombia, seguir adelante!
Leave a Reply